Ilustrasinya adalah seorang Pandai Besi menyuguhkan segerombolan buah segar dan lezat. Wikipedia Bebas Indonesia, ensiklopedia bebas menjelaskan bahwa Pandai besi adalah tukang (orang) yang bekerja menempa besi denagn menggunakan api untuk membentuk besi yang ditempa menjadi suatu benda yang di inginkan seperti pedang, piasu, dan lain-lain.
Tempat Buah Pandai Besi ini inspirasinya di pengaruhi dari seorang empu (orang pembuat senjata tajam) yang sebetulnya status sosialnya sanggat tinggi bahkan seperti Brahmana namun relatif masyarakat menganggapnya seorang pandai besi status sosialnya sangat rendah. Menutut Arkiolog Titi Surti Nastiti Pandai Besi telah ada sejak berpuluh abad lampau cukup banyak prasasti yang menyebut keberadaan mereka. Kala itu, mereka dikenal sebagai Pandai Wesi (Besi).
Waktu itu, masayrakat Jawa menempatkan pandai besi pada posisi unik. Ada yang menganggap keahlian mareka tak lebih dari tukang saja dan status sosialnya kelas rendah. Dalam prasastinya Sindok (abad ke-9) termaksuk didalamnya sebutan bagi mereka adalah “EMPU”. Gelar ini tak mungkin disematkan jika mereka hanya menjadi kelompok rendahan.
Menurut Sejarawan Antony Reid, keahlian mengolah besi dapat menjadi serana penciptaan kekuasaan (Buku Asia Tenggara dalam Kurun Niaga). Antony Reid mencontohkan, Ciung Wanara yang menyertakan pandai besi dengan kekuatan magis seorang pandai besi marupakan tokoh penting dalam perebutan tahta Kerajaan galuh (abad ke 7-8). Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, pandai besi di kumpulkan untukdilindungi, dijamin kesejahteraannya oleh sang Raja.
Menurutnya pandai besi punya peranan penting dalam menjamin kekuatan perang dengan aura sucinya dan sejumlah senjata panah, tombak, pedang dll untuk mendukung kekuatan perang bala tentara dan strategi itu telah di tiru oleh Raja-raja Mataram dan Demak.